
Kenapa memilih tenun Troso? Menurut Leny, karena sejak bergabung dengan Komunitas Designer Etnik Indonesia dua tahun lalu, ada semacam himbauan untuk menggunakan bahan etnik. “Kalau bukan kita siapa lagi yang mempromosikan dan menggunakan etnik,” kata Leny Rafael dalam pertemuan dengan wartawan seusai karyanya dipanggungkan dalam Indonesia Ethnic Fashion Week (IEFW) di JCC 18/18/2017.
Nah, karena kebanyakan designer sudah menggunakan batik, tenun NTB maupun tenun NTT dalam rancangan mereka, maka pilihan jath pada Troso dari Jepara. “Kebetulan aku orang Jawa, Dan yang lebih pasti lagi, Troso terhitung murah, berbeda dengan tenun dari daerah lain!”
Sejumlah karya ready to wear yang ditampilkan hari itu memperlihatkan gaun girly dengan kesan glam sesuai dengan ciri khas karya Leny Rafael. Gaun itu dibentuk dari kain tenun Troso dengan warna-warna alam dipadu bahan lace, satin, organdi, sutra juga pernik-pernik bling bling. Kesan anggun, cantik dan elegan.
“Saya sekarang memang terjun bikin ready to wear. Tapi limited edition, artinya satu design maksimal dibuat untuk 2-3 baju,” katanya sambil menyebut harga karyanya berisar antara Rp 500 ribu-Rp 2,5 juta.
Harga sebuah gaun karya Leny terhitung masih rasionable, terlebih bila dibandingkan dengan perancang seperti Dian Pelangi, misalnya yang sudah bisa mematok harga sebuah gaun senilai Rp 60 juta-Rp 8o juta.
Busana dengan sentuhan tenun etnik, memang biasanya mahal, karena harga kain tenun sendiri memang sudah mahal. Tapi Leny menyiasatinya dengan menggunakan tenun Troso yang tidak menggunakan pewarnaan bahan dari alam. “Tenun Troso terbilang masih murah. Jadi aku bikin gaun ready to wear dengan harga terjangkau namun kesannnya mahal. Dengan begini, aku juga pengen mengangkat kesan Trosonya lebih up lagi !” ujar Leny.
Menurut Leny ide mengangkat Tenun Troso, karena motifnya yang indah, serta popularitas yang tengah naik pamor. "Sekilas, motifnya mirip tenun dari Indonesia Timur seperti NTT atau NTB, tapi kalau Tenun Troso didominasi motif geometris hingga karakter tumbuhan –tumbuhan.
Menurut Leny, tenun bisa dipadupadankan dengan semua jenis bahan. “Tergantung konsep bajunya mau dibikin seperti apa. Kalau mau glamour harus dipadu dengan bahan yang eksklusif dan mahal, seperti lace, sutra, satin, organdi. Tapi kalau mau soft, maka padukan dengan katun, jadinya nanti akan kasual, “ tutur Lenny menutup percakapan. XPOSEINDONESIA. Teks dan Foto Muhamad Ihsan
More Pictures
[widgetkit id=1400]