
Koleksi baju yang dipamerkan khusus ini, akan diperagakan di sesi International Couture Collections DC Fashion Week yang diselenggarakan di Franklin Square 1315 K St NW, Washington, DC hari minggu 25 Februari 2018. Anna akan memamerkan koleksi busana yang diramu dari tenun dan songket Babe. “Babe ini adalah singkatan Bali dan Betawi. Saya memadukan corak Bali dari motif kain poleng dan tenun Betawi!” katanya antusias
Pada sentuhan Bali, Anna menempatkan corak poleng, yakni motif kain kotak kotak berwarna hitam putih (Rwabhineda) yang sangat popular dan menjadi icon dalam kehidupan masyarakat Bali. “Dalam paham masyarakat Hindu, Rwabhineda melambangkan dua sifat yang bertolak belakang, yakni hitam putih, baik buruk, panjang pendek, kaya miskin dan sebagainya,” ungkap Anna menerangkan.
Sementara itu, warna hitam putih pada Poleng, melambangkan beberapa hal. “Hitam melambangkan kekuatan Wisnu, yaitu Tanah kesuburan dan kelahiran. Sedangkan putih melambangkan kekuatan Siwa yaitu, angkasa, lambang kehidupan, kebersihan, dan kesucian serta kembalinya segala sesuatu kepada Tuhan (Pralina).
Sedangkan nuansa tenun dan songket Betawi sebuah kain maha karya yang diciptakan Anna Mariana di Jakarta, (mulai dari design benang untuk ditenun hingga menjadi kain dan didesain menjadi gaun) ditampilkannya dalam warna Merah Putih,
“Seperti warna Bendera Merah Putih ciri khas Indonesia, dan juga ada sentuhan burung Garuda yang merupakan lambang negara dan dikenal juga sebagai simbol Bhineka Tunggal Ika,” ujar Anna lagi. “Karya saya untuk DC Fashion Week ini berupa gaun gaun bergaya internasional namun kuat menyimpan motif ciri khas budaya Indonesia!”
Anna menyebut, tujuannya membuat design tersebut, agar masyarakat di Washington DC khususnya, dan masyarakat di Amerika pada umumnya, bisa mengenal dengan mudah tentang Indonesia, termasuk mengenal budaya dari berbagai daerah. Sekaligus ia juga ingin memperkenalkan bahwa dari berbagai daerah di Indonesia ternyata mempunyai ciri khas kain tenun dan songket yang berbeda-beda.
“Di mana kain-kain tenun dan songket dibuat masih dengan cara sangat tradisional, yakni dengan teknik handmade. Kesemuanya memiliki jenis motif yang beragam, unik, dan indah dan menyimpan kekuatan budaya tradisi Indonesia,” ujar Anna.
Melalui sentuhan dan balutan busana bernuansa tenun dan songket tradisional, handmade khas Bali dan Betawi, yang didesignnya secara khusus, Anna berharap, “Ini dapat menjadi ajang berbagi pengetahuan sekaligus promosi budaya Indonesia di Amerika.”
Anna mengatakan, pagelarannnya nanti dimulai dan diakhiri dengan tarian. “Awalnya dibuka dengan munculnya tarian Betawi, dan pada bagian penutup akan muncul lagi penari Bali! Jadi fashionnya berkesan berbeda. Meski hanya tampil beberapa menit,’ kata Anna.
Bagi Anna menggelar fashion show ke Amerika bukan sekadar gaya gayaan untuk pamer karya. Lebih penting lagi memperlihatkan kepada dunia tentang kekayaan budaya asli Indonesia yang tak ada duanya. “Harapan saya, karya designer yang mengangkat budaya lokal Indonesia semakin berkibar dan terus mengangkat nama Indonesia dlm kancah fashion dan mode di dunia Internasional!” XPOSEINDONESIA - Foto Muhamad Ihsan
More Pictures
[widgetkit id=1456]